Welton
dan Mallan (1988) membandingkan
istilah “inquiry” dengan metode pemecahan masalah (problem solving)
dan bahkan dengan hapalan/memori sebagai suatu perilaku dan proses. Dalam
konteks ini, masalah atau untuk memproses informasi. Beyer (1971)
menyatakan bahwa “inquiry is one way of knowing” –suatu cara untuk
mengetahui lebih lanjut, apabila orang terkait dalam proses investigasi,
berusaha menjawab pertanyaan, dan berusaha memecahkan masalah secara
berkelanjutan, maka orang-orang ini telah melakukan proses inkuiri. Jhon
Dewey (1859-1952) menyatakan
pemikiran untuk meningkatkan kualitas pengajaran telah menjadi obsesi.
Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang saat
ini digunakan oleh para pengembang kurikulum khususnya di sekolah-sekolah
Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam proses
belajar-mengajar dipersekolahan. Menurut para ahli, pendekatan inkuiri
merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam
belajar di kelas. Pendekatan ini cukup ampuh karena proses belajar lebih
terpusat kepada siswa (student-centred instruction) daripada kepada guru
(teacher-centred instruction).
Wesley (1950) menyatakan bahwa guru yang baik haruslah
memiliki metode yang baik, dan guru yang terbaik ditentukan oleh metode yang
dikuasainya. Lebih jauh, Wesley menyatakan bahwa metode yang baik memerlukan
sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian dan selalu menyesuaikan dengan
tingkat pengalaman siswa. Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dalam IPS dengan menggunakan
inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Namun
tujuan utama inkuiri sosial menurutnya adalah untuk membangun teori. Teori
dapat digunakan untuk memamhami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol
perilaku masyarakat. Selain itu, tujuan inkuiri sosial pun diharapkan dapat
membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-sosial
Memilih
Konsep-Konsep Dasar IPS
Nasution (1975), berpendapat bahwa ilmu pengetahuan sosial
(IPS) ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang
pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun
lingkungansosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti
geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi, sosial. Selain
itu dipilih materi pelajaran yang sesuai baik di tinjau dari sudut kedewasaan
anak didik maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis anak didik.
Kosasih
Djahiri (1978/1979) dalam memilih
konsep yang harus dikemukakan adalah : (1) Penuhilah kebutuhan anak sebagai
manusia muda yang sedang berkembang dan memerlukan bimbingan: Pemiliharaan
fisik dan mental yang sehat, Pengakuan hak dan kewajibannya sebagai manusia,
warga masyarakat dan warga negara Indonesia yang Pancasilais, Bimbingan tentang
berbagai jenis dana cara okupasi (pekerjaan) bagi kehidupan yang layak dan baik
(agar berdikari), Bimbingan untuk berfungsi sebagai warga keluarga yang baik
serta sebagai calon pemimpin keluarga yang harmonis bahagia, Bimbingan sebagai
konsumen yang cerdik dan ekonomis, Bimbingan dalam berapresiasi seni dan budaya
milik kepribadian Indonesia, Bimbingan hidup kooperatif dalam kelompok dan
masyarakat, Pengembangan cinta bangsa, tanah air dan kemerdekaan Indonesia, Bimbingan
cara kerja dan penelaah/penelitian yang bersifat ilmiah (kearah selfhelp
dalam kehidupan kelak), dan Berbuat sebagai anggota masyarakat yang
berguna/bermanfaat. (2) Secara keseluruhan sebagai manusia hendaknya konsep IPS
membina pengembangan aspek : (a) Peningkatan kesadaran dan kemampuan diri
pribadi dalam : Kewaspadaan diri, sensitifitas dan sikap inkuiri, Keterampilan
dalam berinformasi, berfikir kritis, dan menyatakan pendapat, Hak dan tanggung
jawab dirinya serta kehidupan masyarakat, dan Sebagai warga maupun sebagai pimpinan.
(b) Peningkatan dirinya sebagai warga negara yang mahir dalam melakukan
hubungan sosial, antara lain: Bagaimana hidup selaras, tepa salira, toleran,
bergotong royong, kekeluargaan dan lain-lain, Bagaimana meningkatkan rasa
tanggung jawab dan kecintaan terhadap nusa bangsa, kekayaan dan potensi alam
Indonesia dan lain-lain, dan Bagaimana cara dia membuat sesuatu keputusan yang
baik dan penuh tanggung jawab. (3) Pengembangan dan pembinaan personal: Pertambahan
penduduk yang tinggi, Makin menurunnya sumber daya alam, Menurunnya produksi
kebutuhan hidup manusia, Peningkatan teknologi dan ilmu, Meningkatnya
urbanisasi, dan Meningkatnya polusi.